$i4pa tAk taHu 4rT! "N3sTaP4"?  

Diposting oleh ZiyY's_cUte


February 9th, 2008 by isyana

Anak-anak sekarang banyak yang tidak tahu artinya ‘nestapa’ ternyata. Ini menurut vokalis band “White Shoes & The Couples Company” Aprilia Apsari (Sari) dalam sebuah sesi wawancara, Jumat (1/2) lalu.
Setidaknya pertanyaan tentang arti kata ‘nestapa’ dalam ungkapan ‘gelombang nestapa’ yang ada di lagu ‘Senandung Maaf’ kerap muncul di halaman Friendster atau MySpace milik White Shoes . “Masak anak jaman sekarang nggak ngerti ‘nestapa’ apa, kan sedih banget. Nestapa, masak nggak ngerti sih? Guru Bahasa Indonesianya patut dipertanyakan tuh,” kata Sari.
Dan aku pun agak nggak percaya, masa arti kata ‘nestapa’ mulai tidak diketahui sih? *sambil ke kamar dulu mengambil KBBI. Walaupun aku agak ragu, apa ini KBBI yang ‘orisinal’, kok kayaknya kurang ‘Besar’ dan beda sama yang di kantor..*
Tapi, yeah, ini dia:
nestapa kb. kesedihan yang mendalam; gunda hati
Pertanyaan awalnya pada mereka adalah tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan sedikit agak kuno di lirik-lirik lagu mereka. Aku tanyalah, gimana caranya menghidupkan gaya pengungkapan yang seperti itu. Kalau dari segi musikal, cara mereka menulis lirik dan memilih kata kebanyakan bersumber dari lagu-lagu lama dengan lirik bagus.
Sari mencontohkan, “Kayak lagu-lagunya Ismail Marzuki, di lagu ‘Juwita Malam’, cuma nyeritain berpisah di Jatinegara aja kayaknya romantiiiss banget. Dan mereka menghindari kalimat ‘aku cinta kamu’. Tapi kita tahu dari lagu itu mereka sangat menyayangi satu sama lain. Dibuat berkelok-kelok, itu yang menjadi ciri khas lirik lagu lama, ya ini salah satu pengaruh di lirik juga.”
Tapi ada pula saatnya White Shoes menggunakan lirik-lirik lugas. “Seperti Chandra Darusman di lirik-liriknya ‘Indahnya Sepi’ itu kan benar-benar harafiah. Ya udah, enakan bujangan daripada banyak masalah, punya cewek, kayak gitu, tapi pencarian kata-katanya itu indah,” tambah Sari.
Yang menarik, mereka juga sampai membuka novel-novel pop di era 1970an demi memperkaya kosakata bahasa dan cara pengungkapan. “Novel pop sekarang kan lebih banyak yang pake bahasa slang. Kalau dulu tuh bener-bener bahasa Indonesia, di novelnya NH Dini aja, hujan aja dibilangnya detaiiill banget. Nah gitu deh, pendetilan itu yang kita ambil. Lebih deskriptif. Jadi kalo biasanya orang dengerinnya pakai walkman, sendirian, dia pasti mengkhayal. Nah itu yang berusaha kita ambil di lirik,” kata Sari.
Yusmario Farabi atau Rio (gitar akustik) mengatakan bahwa novel pop pun memengaruhi cara mereka memilih kata. “Biar kata yang dipakai nggak itu lagi-itu lagi. Dan juga kalau novel-novel lama itu susunan katanya nggak selalu SPOK, bisa dibalik-balik. Lucu aja. Buat pribadi kita juga perlu sih untuk memperkaya bahasa dan ketika diterapin ke lirik ada efeknya. Jadi kita tahu, oh ada kata ini yang bisa digunakan juga. Nggak cuma cinta lagi-cinta lagi,” kata Rio.
Saat ini, penggunaan kosakata yang ada di musik pop Indonesia, mereka nilai mempersempit referensi bahasa anak muda jaman sekarang. “Di jaman sekarang nih, di tengah musik begini banyak, tiba-tiba ada orang yang pakai kata-kata kayak gitu selain kita, kita bakal seneng banget karena bagus berarti, orang Indonesia pakai bahasa Indonesia yang benar,” kata Sari.
Hmm, sekarang, waktu mengetik posting ini, lagi hujan deras sekali di rumah. Aku jadi mengingat-ingat, di mana ya menaruh “Pada Sebuah Kapal”? Sudah terlalu lama buku itu tidak dibalik-balik…

This entry was posted on 21.11 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the .

0 komentar